GARAM FORTIFIKASI DENGAN BAHAN ALAMI

Dalam ilmu kimia, Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), Natrium Clorida. garam dikenal dengan natrium klorida (NaCl). Komposisi garam terdiri atas 40 persen natrium dan 60 persen klorida. Kandungan garam bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya. Ada yang mengandung kalsium, besi, zinc, dan yodium. Sedikit menengok ke belakang, sejarah garam dulunya digunakan untuk mengawetkan makanan. Zat yang terkandung dalam garam dapat mencegah pertumbuhan bakteri, biang makanan basi atau busuk.

Kabupaten Rembang sebagai salah satu sentra produksi garam di Jawa Tengah, mempunyai kapasitas produksi garam rakyat atau di kenal dengan garam krosok dengan kapasitas produksi yang tinggi. Namun harga garam rakyat selama ini harga sangat murah sehingga berdampak pada menurunnya semangat petani garam dalam berproduksi.

Hal ini mendorong munculnya inisiasi untuk menambah nilai jual garam. Muncullah inisiasi dari Koperasi Sari Makmur dengan membuat produk dengan bahan baku dari garam. Selain itu juga memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar serta mencoba dan selalu mencoba akhirnya bisa memproduksi beberapa produk turunan dari garam krosok. Salah satunya adalah garam fortifikasi dengan bahan alami. Produk ini bisa sebagai pilihan campuran untuk masakan. Produk yang dibuat dengan bahan-bahan alami ini yang lebih sehat ini diharapkan akan sesuai dengan kondisi pandemic saat ini.

Indonesia memiliki luas lahan garam nasional sebesar 27.047,65 ha. Seluas 22.592,65 Ha merupakan lahan garam rakyat dengan jumlah petambak sebanyak 19.503 orang. Sementara 4.455 ha lainnya milik PT Garam. Di Jawa Tengah ada 7 Kabupaten penghasil Garam, 2 sentra produksi garam yaitu Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang serta 3 penyangga yakni Kabupaten Brebes, Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara dengan 2 lagi yakni Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Grobogan untuk 2 Kabupaten terakhir hasil produksinya masih sangat kecil.

Untuk Kabupaten Rembang dikenal dengan kota garam karena sepanjang jalan Pantura terlihat hamparan tambak garam. Sejak puluhan tahun masyarakat Rembang mengolah lahan tambak dengan sistem bergulir dimana pada musim penghujan dimanfaatkan untuk budidaya ikan bandeng dan udang, dan pada musim kemarau dimanfaatkan sebagai lahan garam sebagai bahan baku pembuatan garam beryodium. Terdapat 5 kecamatan penghasil garam : Kecamatan Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke dan Sarang. Kegiatan usaha garam rakyat di Kabupaten Rembang masih tergolong tradisional sehingga sarana dan prasarana yang digunakan juga masih terbatas.

Garam sebagai komoditas yang selalu dibutuhkan manusia tidak dapat digantikan seperti halnya makanan manusia. Fungsi garam untuk konsumsi menjadi kebutuhan pokok, sehingga posisi garam layak diposisikan sebagai komoditas strategis. Sebagai salah satu kegiatan atau program untuk merealisasikan program swasembada garam nasional  dan swasembada garam industri tahun yang telah dicanangkan pemerintah Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat pesisir adalah kendala keterbatasan akses permodalan dan teknologi, sehingga selalu berada dalam kondisi tidak memiliki banyak pilihan dalam hidupnya. Masyarakat memiliki kemampuan yang terbatas untuk menjangkau, meraih,  memperoleh dan memanfaatkan permodalan dan sumber teknologi yang dapat digunakan mendukung peningkatan kinerja maupun penyediaan kebutuhan prasarana .Kabupaten Rembang yang terletak di utara pulau Jawa atau Pantura adalah salah satu sentra garam Nasional, serta memiliki lahan tambak garam terluas no 2 se Propinsi Jawa Tengah yaitu 1.434,07 Ha dengan produksi rata-rata 100 ton/ha untuk tiap musimnya.

Kami dari Kecamatan Kaliori yang memiliki luas 954,46 Ha jadi 72 % produksi garam Kabupaten Rembang berasal dari Kecamatan Kaliori, Sedangkan wilayah kami yang terdiri dari Desa Tambakagung 73,12 Ha, Desa Tunggul Sari 43,09 Ha dan Desa Mojowarno 162,7 Ha jadi total 278,91 Ha dalam satu tahun bisa panen kurang lebih 27.000 ton. Kehadiran Garam Geoisolator menjadi potensi yang sangat bagus, teknologi untuk pembuatan Garam yang sesuai standar sehingga pemerintah berserta para pakar selalu membantu bagaimana dapat meningkatkan kwalitas dan kwatintas untuk menuju swasembada garam. Dari cara Tradisional menjadi Moderen atau lebih tepat guna.

Pada tahun ini 2021 harga garam yang rendah di kisaran Rp. 500, - / kg membuat para petambak merugi karena tidak ada pekerja yang mau mengerjakan  tambak garam di sebabkan oleh upah yang tidak sepadan dengan tenaga yang dikeluarkan. Sehingga di butuhkan peningkatan nilai jual dengan cara berinovasi, seperti pembuatan garam fortifikasi dengan bahan alami.

Pengolahan garam menjadi produk konsumsi dengan kandungan zat yang bermanfaat bagi tubuh.

Nama : Retno Damayanti
Alamat : Ds. Tunggulsari RT 02 RW 01 Kec. Kaliori Rembang
No. Telepon : 081283442898