Pembuatan Gel Patch berbahan alami sebagai Antidepresan untuk mengatasi Postpartum Depression

Tingkat depresi di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, berdasarkan data tahun 2019 terdapat 15.6 juta penduduk yang mengalami depresi. Angka ini meningkat dengan adanya pandemi covid-19. 66% responden mengalami kecemasan akibat pandemi covid. sedangkan 80% responden mengalami gejala stress pasca trauma psikologis karena mengalami COVID-19. Hal ini dapat memicu depresi bagi semua orang. Gangguan depresi paling sederhana ditandai dengan sulit tidur, nafsu makan hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol, terlalu cemas atau tidak perhatian terhadap sekitar hingga memiliki perasaan menakutkan dan banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar. Jika dalam periode lama tidak membaik dapat menyebabkan gangguan emosional dan kasus bunuh diri meningkat.

Salah satu yang mudah terkena depresi adalah ibu hamil salah satunya adalah aktor hormonal karena mempengaruhi sejumlah hormon dalam tubuh ibu pasca persalinan, yaitu menurunnya kadar hormon progesteron, hormon estrogen, ketidakstabilan kelenjar tiroid dan menurunnya tingkat endorfin. Sehingga dibutuhkan metode farmakologi dan non farmakologi. Sayangnya ketidaksiapan fisik, psikologis maupun ekonomi menjadi penghambat, sehingga diperlukan suatu alternatif yang lebih murah, mudah dan dapat dijangkau banyak orang. 

kandungan minyak atsiri, asam lemak, dan senyawa nonpolar pada tanaman dikemas secara hydrogel dan dibuat sebagai plester untuk dahi mampu menghilangkan rasa pusing yang diakibatkan kelelahan, memberikan kehangatan dan rasa nyaman dibagian kepala, menjaga kestabilan darah putih atau (leukosit), menerangkan pandangan mata yang biasanya mengalami kabur mata yang diakibatkan oleh kontraksi otot berlebih. Hidrogel ini dapat digunakan untuk semua orang bahkan ibu hamil karena tidak dikonsumsi sehingga aman bagi tubuh, selain itu kandungan dari rempah alami bagus untuk kulit

Tingginya angka depresi di Indonesia mengalami peningkatan berdasarkan data pada tahun 2019 terdapat 15.6 juta penduduk Indonesia mengalami depresi, sedangkan data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan gejala  depresi  dan  kecemasan  yang dialami oleh anak usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1%  dari  jumlah  penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang. Ditambah dengan adanya fenomena COVID-19 menyebabkan salah satu pemicu meningkatnya depresi bagi semua orang berdasarkan data 66% responden mengalami kecemasan akibat pandemi covid. sedangkan 80% responden mengalami gejala stress pasca trauma psikologis karena mengalami COVID-19 (Winurini, 2020). Gangguan dari depresi semakin parah selama pandemi COVID-19, Dampak morbiditas dan sosial ekonomi yang substansial telah mengharuskan langkah-langkah drastis di semua benua, termasuk lockdown hingga penerapan social distancing. Dampak tersebut mempengaruhi berbagai bidang dan masalah kesehatan mental bagi masyarakat (Lebel et al., 2020). Bila terus berlangsung akan menyebabkan meningkatnya kasus bunuh diri yang dipicu oleh depresi. 

Salah satu yang memiliki potensi mengalami depresi paling tinggi adalah Ibu hamil karena perempuan setelah melahirkan akan rentan terserang depresi pasca melahirkan atau Postpartum Depression. Hal ini dipicu oleh adanya proses transisi besar bagi semua perempuan untuk menjadi Ibu dan merawat seorang bayi yang menyebabkan suatu peristiwa besar dalam hidup dan dapat dicirikan dengan krisis dan stres yang signifikan. Angka Postpartum Depression di Asia cukup tinggi dan bervariasi antara 26-85%, sedangkan di Indonesia angka kejadian Postpartum Depression antara 50-70% dari wanita pasca persalinan. Hal ini merupakan masalah serius dalam bidang kesehatan masyarakat karena bila tidak diatasi akan dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan mental (Wittkowski et al., 2011; Widyaningtyas, 2019).

Depression adalah perubahan hati meliputi rasa terharu, cemas, depresi, mudah tersinggung dan dapat berlangsung selama 2 minggu (Susanti, 2016). Gangguan yang awalnya berupa gangguan psikologis akan dapat berubah menjadi gangguan sulit tidur, nafsu makan hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol, terlalu cemas atau tidak perhatian terhadap sekitar hingga memiliki perasaan menakutkan dan banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar (Mulyati & Khoerunisa, 2018). Jika sindrom ini berlanjut lebih dari 2 minggu, maka akan mengalami kondisi mental yang lebih serius mengarah ke kejiwaan yang dikenal dengan istilah Postpartum Depression (Dewi, 2018). Jika kondisi ini terus berlanjut, bisa berdampak jangka panjang dan mengakibatkan gangguan mental yang lebih parah, masalah emosional, gangguan perilaku, hubungan kognitif dan interpersonal (Idaiani & Basuki, 2012).

Terdapat banyak faktor yang dapat memicu salah satunya adalah Faktor hormonal karena mempengaruhi sejumlah hormon dalam tubuh ibu pasca persalinan, yaitu menurunnya kadar hormon progesteron, hormon estrogen, ketidakstabilan kelenjar tiroid dan menurunnya tingkat endorfin (Girsang et al., 2015). Banyak orang tidak memahami efek yang dapat ditimbulkan dari Postpartum depression. Sehingga, angka penderita meningkat setiap tahunnya. Apabila tidak ditangani secara benar, hal ini dapat meningkatkan resiko kematian.

Terdapat salah satu cara yang selama ini dikembangkan antara lain dengan metode farmakologi dan nonfarmakologi. Metode farmakologi adalah suatu metode yang dikembangkan dengan memberikan obat-obatan (Ningsih et al., 2020). Sedangkan terapi non farmakologi salah satunya adalah memberikan psikoterapi melalui layanan konseling secara intens dengan dokter selain memberikan rasa aman dan juga sebagai bentuk pengawasan untuk mencari tahu penyebab stres secara spesifik, refleksi melalui gerakan yoga dengan tujuan membangkitkan energi feminim dan menstimulasi rasa rileks atau tenang, serta dukungan lingkungan sekitar (Dewi, 2018; Wahyuni, 2020). 

Namun, bagi beberapa orang cara tersebut tidak dapat dipenuhi secara maksimal, salah satunya adalah masalah ekonomi untuk mendapatkan perawatan dokter secara intensif. Beberapa kasus dipicu oleh ketidaksiapan fisik, psikologis maupun ekonomi. Sehingga diperlukan suatu alternatif yang lebih murah, mudah dan dapat dijangkau oleh banyak orang.

Salah satunya adalah mengembangkan antidepresan untuk mengurangi resiko stress, Selama ini solusi penanganan Postpartum Depression dengan menggunakan pilis yang merupakan obat tradisional dalam bentuk padat atau pasta yang digunakan dengan cara menempelkan pada dahi, pemakaian pilis pada umumnya dengan menumbuk bahan alami seperti rempah-rempah dan bunga kemudian dilarutkan kedalam air dan ditempelkan pada dahi (Timotius et al., 2015). 

Pilis dapat digunakan sebagai antidepresan alami karena mengandung bahan-bahan alami dan minyak esensial yang berasal dari tanaman.  Secara umum indonesia memiliki 30.000 jenis tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk membuat ramuan pilis, sehingga setiap daerah memiliki ramuan pilis tersendiri berdasarkan keanekaragaman tanaman obat di daerah tersebut (Fuadi, 2017).

Kandungan minyak atsiri, asam lemak, dan senyawa nonpolar lainnya dalam pilis mampu untuk menghilangkan rasa pusing yang diakibatkan kelelahan, memberikan kehangatan dan rasa nyaman dibagian kepala, menjaga kestabilan darah putih atau (leukosit), menerangkan pandangan mata yang biasanya mengalami kabur mata yang diakibatkan oleh kontraksi otot berlebih. Namun, Pilis yang ada di pasaran memiliki efek samping yaitu membuat mata menjadi perih dan penggunaan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan selain itu pilis yang ada di pasaran mengandung komposisi minyak atsiri yang sedikit.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Timotius et al., (2015) menyebutkan bahwa Pilis dari pabrik besar punya kandungan minyak atsiri rendah karena berbentuk kering, Pilis kering dibuat melalui proses pemanasan dan pengeringan agar bersifat tahan lama. Namun, menyebabkan degradasi material sehingga banyak senyawa yang hilang selama proses pemanasan. Sedangkan Pilis segar dari produsen rumahan berupa basah. Namun, susah didapatkan karena tidak dapat disimpan dalam waktu lama, proses pembuatanya membutuhkan waktu lama karena masih bersifat tradisional, mudah terkontaminasi, mulai langka dan pilis segar dinilai kurang praktis dalam penggunaanya.

Selain itu bahan yang selama ini digunakan dinilai kurang efektif karena minyak esensial yang terdeteksi bergantung pada jenis tanaman yang tersedia sehingga tidak bersifat konsisten. Karena setiap daerah memiliki komposisi jenis yang berbeda tergantung dari herba alami yang melimpah di daerah tersebut, salah satu contohnya di Madura menggunakan ramuan yang berasal dari kencur, kunir, temu giring, bengle, krangean, jeruk purut, cengkeh, kemukus dan madu (Mudjiono et al., 2014). Sedangkan di daerah Aceh Selatan menggunakan Kunyit, Cekur, Pala, Cengkeh, Halia, Jeruk nipis, Jintan putih dan Jintan hitam ( Fuadi, 2017). Fakta bahwa kualitas pilis beragam menunjukkan bahwa tidak ada standar kualitas untuk jenis dan jumlah bahan tanaman, komposisi bahan, serta metode produksi pilis dan hanya berdasarkan pengetahuan secara tradisional dengan cara diturunkan dari generasi ke generasi secara lisan.

Diperlukan suatu solusi untuk menangani masalah ini dalam hal standarisasi untuk efikasi dan keamanan produk. Standarisasi bisa didasarkan pada kualitas dan kuantitas tanaman yang tepat sebagai bahan baku utama dan proses manufaktur berdasarkan percobaan klinis dan praklinis. Sehingga perlu ditentukan senyawa bioaktif untuk standarisasi pilis, salah satu solusi yang dikembangkan adalah Formulasi baru ekstrak pilis dalam bentuk patch pilis transdermal sebagai bentuk sediaan antidepresan dalam bentuk gel dan juga formulasi komposisi yang efisien sehingga. Berdasarkan permasalahan tersebut Momylac dibuat sebagai solusi.

Produk ini memiliki nilai jual yang tinggi karena bersifat orisinil karena belum pernah ada sebelumnya dan dibutuhkan oleh banyak orang karena memiliki manfaat yang tinggi. Bentuk modernisasi dengan memanfaatkan teknologi terbarukan menjadikan produk ini lebih unggul dan ramah lingkungan, selain itu dapat disimpan dalam waktu lebih lama dan mampu mempertahankan kandungan minyak atsiri, asam lemak, dan senyawa nonpolar yang lengkap sehingga lebih efektif. 

Minyak esensial dari momylac mampu masuk ke dalam aliran darah melalui kontak kulit karena mengandung 1,8-cineole dan mentol yang mampu menembus stratum korneum pada kulit, sehingga mampu mengobati rasa sakit, kecemasan, gangguan tidur, dan depresi.  Asam lemak mengandung  asam palmitat, asam stearat, asam oleat, dan asam linoleat sehingga tekstur yang ada menjadi lebih lembut dan nyaman ketika diaplikasikan ke kulit. 

Konstituen nonpolar lainnya yang terdeteksi adalah dimethoxyphenyl butadiene (DMPBD), shogaol, dan anggota triterpen tetrasiklik, terutama amyrin. DMPBD adalah senyawa anti-inflamasi pilis yang paling aktif karena berfungsi sebagai antibakteri, Shogaol memiliki manfaat untuk antipiretik, aktivitas analgesik, dan aktivitas anti-inflamasi seperti penghambatan siklooksigenase-2 (COX-2), untuk meningkatkan pencernaan aktivitas oleh gerakan peristaltik, dan sebagai anti depresan sentral karena bekerja untuk menekan aktivitas motorik dan hexobarbitural meningkatkan kualitas tidur.  Kandungan Amyrin atau triterpenoid pentasiklik (PCTs) dapat digunakan untuk menghambat peradangan. Amyrin adalah anggota keluarga triterpen ursane yang memiliki sifat multi-target untuk menyembuhkan luka, anti-inflamasi, anti-bakteri, anti-virus dan efek anti-tumor, dikombinasikan dengan resiko toksisitas rendah.

Minyak atsiri didapatkan dari herba asli Indonesia karena negara Megabiodiversity yang memiliki 70% biodiversitas dunia baik dari tingkat ekosistem, spesies, bahkan materi genetik (Johnson et al., 2019; Siboro, 2019; Maskun et al., 2021). Meskipun demikian berdasarkan data International Union for Conservation of Nature's (IUCN) terdapat 673 species tanaman di Indonesia yang masuk kedalam daftar tanaman terancam punah. Terdapat tanaman asli Indonesia yang memiliki potensi terancam punah salah satunya adalah Tamarindus Indica. Dahulu, flora ini banyak di tanam ketika pembangunan jalan oleh Dendels, sehingga keberadaan flora ini melimpah di sepanjang jalan pantura. Namun, keberadaan flora ini perlahan-lahan mulai tergeser dan memiliki potensi untuk terancam punah. 

Minyak atsiri yang digunakan berasal dari tanaman Tamarindus indica. Tanaman ini digunakan karena selain memiliki manfaat sebagai bahan farmakologi, tanaman ini memiliki nilai filosofis bagi kota Semarang. Ada anggapan bahwa asal kata Semarang adalah asem arang yang berarti asam (Tamarindus Indica) yang di Populerkan oleh Ki Ageng Pandanaran sama seperti pohon yang tumbuh di kota-kraton Trowulan ( Roesmanto, 2012). 

Flora ini dipilih karena terbukti mampu dimanfaatkan untuk keperluan pangan dan medis. Daging buah asam jawa digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan herbal karena mengandung polisakarida alami yaitu tanin dengan kadar yang tinggi yang tersusun atas D-galaktosa, D-glukosa dan D-silosa yang merupakan flokulan alami dan digunakan untuk membunuh bakteri, selain itu kandungan Minyak esensial yang terkandung dalamnya dapat digunakan sebagai aromaterapi dan antidepresan. 

Momylac sendiri memiliki keunggulan dengan memanfaatkan beberapa kandungan minyak atsiri, asam lemak, senyawa volatil dan nonpolar yang terkandung di dalam tanaman sehingga selain dapat digunakan sebagai anti depresan dapat juga digunakan untuk menghaluskan kulit dan penyakit pada permukaan kulit

  • Momylac memiliki kemampuan sebagai antidepresan yang unggul dibandingkan dengan antidepresan yang pernah ada sebelumnya. Bahan yang digunakan lebih aman dan tidak menyebabkan efek samping, lebih mudah digunakan, tidak untuk dikonsumsi sehingga aman untuk siapa saja termasuk ibu hamil karena tidak mengganggu program asi ibu, selain itu memiliki harga yang lebih murah. 
  • Selama ini bentuk sediaan yang ada hanya berupa ampas yang mudah terkontaminasi atau sediaan kering yang memiliki kandungan minyak atsiri rendah. Memiliki keterbaharuan yang tinggi karena sediaan bentuk ini belum pernah ada sebelumnya. Pemanfaatan teknologi dan inovasi dengan membuat bentuk seperti Hidrogel lebih ideal  karena dapat membantu menghilangkan jaringan mati, Hidrogel mampu menciptakan kondisi yang lembab sehingga akan menciptakan rasa dingin yang dapat mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan kenyamanan.
  • Sebagai upaya kekayaan bangsa Indonesia yang harus dikembangkan di era pasar bebas Asean karena memiliki sisi orisinalitas berdasarkan bahan, eksplorasi cara pembuatan, peralatan, hingga komposisi yang sesuai. Hal ini dikarenakan pasokan bahan baku pilis sangat banyak dan variatif pada tiap daerah, didukung dengan kekayaan jenis tanaman obat di Indonesia mencapai 32.013 ramuan pengobatan tradisional dan 2.848 spesies tumbuhan yang telah teridentifikasi sebagai tumbuhan bahan obat tradisional. Hal menjadi dasar bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki banyak ciri khas kearifan lokal yang berbeda sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
  • Produk ini dibuat berdasarkan tradisi kekayaan leluhur bernilai tinggi yang perlu dijaga dan dikembangkan. Salah satu caranya adalah dengan dikemas ulang, direvitalisasi sehingga menjadi produk yang unik dan diharapkan menjadi populer serta tidak ketinggalan jaman
  • Selain berkhasiat sebagai antidepresant, pengemasan produk menjadi hidrogel merupakan salah satu bentuk transformasi nilai tambah rempah, yang dapat meningkatkan derajat kesehatan penggunanya serta berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi

Nama : Kenanga sari
Alamat : Yupiter 1/ 14 Jangli Tembalang
No. Telepon : 085742413424