TEKNOLOGI PENGOLAHAN MIE SUWEG KERING RENDAH GLUTEN SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN LOKAL

Mie merupakan produk pangan yang populer di Indonesia. Bahan baku untuk pembuatan mie adalah tepung terigu. Di Indonesia, tepung terigu harus di datangkan dari luar negeri. Sementara Indonesia kaya akan bahan dengan kandungan karbohidrat yang tinggi dan salah satunya adalah umbi suweg. Sehingga perlu dilakukan usaha pemanfaatan umbi suweg sebagai bahan yang bisa digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada tepung terigu dalam proses pembuatan mie. Suweg (Amorphophallus campanulatus) adalah jenis umbi lokal Indonesia yang banyak mengandung karbohidrat dan banyak orang belum mengetahui cara pengolahannya. Penggunaan suweg untuk pembuatan Mie Suweg Kering sampai dengan 50 % merupakan terobosan dalam pemanfaatan kearifan lokal dan mengurangi konsumsi terigu.

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Diversifikasi pangan dijelaskan sebagai salah satu cara menuju swasembada beras dengan mengurangi konsumsi beras sehingga total konsumsi tidak melebihi produksi. Selain itu, diversifikasi pangan bisa juga dikatakan sebagai upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja. Wajar adanya jika akhirnya diversifikasi pertanian dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah defisit pangan dengan usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu pertanian.

Mengingat diversifikasi tanaman merupakan wujud konkret dari perwujudan ketahanan pangan. Wajar adanya, jika berbagai terobosan dan inovasi demi ketahanan pangan terus digalakkan oleh pemerintah. 

Setidaknya, ada 4 (empat) faktor yang mampu mensukseskan diversifikasi pangan yaitu

Menghadirkan budaya atau kebiasaan mengonsumsi makanan pokok selain beras Disinilah, nantinya masyarakat yang memilih komoditas apa yang dikonsumsi, pengganti beras

2 Komoditi pengganti beras harus mudah dipersiapkan Artinya, komoditi selain beras mudah didapatkan bagi masyarakat. Sehingga, dengan mudahnya masyarakat mendapatkan komoditi selain beras itu, menjadikan masyarakat tidak egan lagi mencoba menkonsumsi selain beras Jika ini benar-benar bisa dipenuhi besar kemungkinan diversifikasi pangan akan sukses diterima masyarakat.

3. Menekan terjadinya masalah harga. Artinya, melalui komoditi yang tersedia perlu diupayakan harganya tidak terlalu mahal. Apalagi, mahalnya melebihi harga beras. Jadi, intinya, masalah harga pertu terjangkau oleh masyarakat.

4. Diverifikasi pangan juga bermanfaat untuk memperoleh nutrisi dan sumber gizi yang lebih beragam dan seimbang. Artinya, penting adanya diversifikasi pangan untuk bisa disosialisasikan. Terutam terkait kandungan gizi dan nutrisi yang terdapat dalam varian atau ragamnya pangan nusantara. Sejatinya di tengah pandemi sekarang inilah dapat menjadi kesempatan untuk menggenjot pangan lokal baik secara on farm maupun off-farm.

Setidaknya, berangkat dari kesadaran itulah besar kemungkinan akan semakin mensukseskan diverifikasi pangan di negeri ini. Melalui keempat faktor upaya untuk mensukseskan diversifikasi pangan di atas, sekiranya perlu kita apresiasi bersama. Pasalnya, harus kita akui bahwa upaya diversifikasi pangan tentu tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Butuh menyakinkan dan mensosialisasikan pada masyarakat luas, tentang pentingnya diversifikasi pertanian untuk ketahanan pangan.

"Upaya untuk berpartisipasi dalam ketahanan pangan kita wujudkan dalam Inovasi dengan memanfaatkan Suweg sebagai bahan baku untuk diolah menjadi Mie Suweg Kering sebagai alternatif mengurangi konsumsi beras sekaligus mengurangi konsumsi terigu. 

yang selama ini secara nasional penggunaan tepung terigu sangat

tinggi."

Mi instan telah menjadi makanan alternatif bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain mudah cara memasaknya, mi instan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan data Instantnoodles. konsumsi mi instan Indonesia meningkat 4,98% menjadi 13,27 miliar bungkus pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Pembatasan kegiatan sosial masyarakat saat pandemi Covid-19 menjadikan mi instan sebagai alternatif stok makanan di rumah. Selain itu, bantuan sosial di masa pandemi juga sebagian dalam bentuk mi instan membuat konsumsi mi instan pada tahun lalu meningkat.

Konsumsi mi instan tahun lalu merupakan yang terbanyak sejak 2015 seperti terlihat pada grafik. Jumlah tersebut menempatkan konsumsi Indonesia merupakan yang terbesar kedua dunia setelah Tiongkok dengan konsumsi sebesar 43,99 miliar bungkus pada tahun lalu. Konsumsi mi instan Indonesia porsinya mencapai 11,27% dari total konsumsi mi instan dunia yang mencapai 118,18 miliar bungkus pada tahun lalu.

a) Mie suweg kering memiliki kadar air mencapai 8 - 10%, tahan untuk disimpan dalam waktu yang lama, daya tahan simpannya ± 3 bulan, hal

ini disebabkan karena kandungan airnya rendah sehingga sulit untuk

ditumbuhi jamur dan kapang.

b) Mie suweg kering mempunyai ciri-ciri jalinan antar mie bagus dan tidak lengket satu sama lainnya dan rasa (kekenyalannya) tidak terlalu kenyal atau sedikit lunak namun tidak lembek

c) Mie Suweg kering memiliki kandungan gluten rendah, indeks glikemik yang rendah, mengandung serat yang tinggi sehingga lebih sehat  dikonsumsi

Nama : Malikhatus Sangadah, SP
Alamat : Rt. 01 Rw. 08 Desa Kalikajar, Kec. Kaligondang
No. Telepon : 081325740171