Sistem “PAPROKES” Patuh Protokol Kesehatan Penunjang Sekolah Tatap Muka

        COVID-19 merupakan virus yang menginfeksi sistem pernapasan manusia, pada kasus tertentu virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan berat (pneumonia). Di Indonesia jumlah kasus terpapar virus COVID-19 terus meningkat. Pertambahan kasus yang tinggi itu disebabkan oleh penyebaran virus ini yang sangat cepat, yaitu melewati udara. Salah satu dampak dari penyebaran virus COVID-19 ini adalah 218,279 sekolah di Indonesia harus menjalankan pembelajaran secara daring. Pembelajaran daring ternyata membuat minat belajar siswa menjadi menurun, sehingga akan berakibat pada kualitas hasil belajar siswa. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah tentang protokol kesehatan masih belum maksimal, mengingat masih banyak usia remaja yang melanggar atau tidak mematuhi protokol kesehatan. Hal itu menjadi pertimbangan pemerintah tidak mengizinkan sekolah melakukan pembelajaran tatap muka, dan juga para orang tua siswa khawatir jika buah hati mereka terpapar virus tersebut.

        Inovasi ini bertujuan untuk membuat sistem yang mampu menjaga protokol kesehatan berjalan dengan benar, dan mengurangi kelalaian dalam penerapan protokol kesehatan. Teknologi ini dapat  mendeteksi apakah orang yang akan masuk memakai masker atau tidak memakai masker, memastikan seseorang sudah menggunakan hand sanitizer  sebelum masuk ke lingkungan sekolah, mampu mendeteksi suhu normal dan suhu tinggi, perekaman data suhu yang dapat dimonitoring menggunakan website untuk mempermudah tracing jika terdapat seseorang yang menunjukkan gejala awal terinfeksi virus COVID-19 dengan indikasi suhu di atas normal.

         Ujicoba yang sudah dilakukan mulai tanggal 18 April sampai dengan 21 April 2021 dengan jumlah pengguna 11 orang, dan diuji coba sebanyak 619 kali. Mampu mendeteksi masker, dan suhu dengan jumlah suhu normal sebanyak 600 kali, dan suhu tidak normal 19 kali. 

  Kata Kunci : teknologi, pendeteksi masker, hand sanitizer,  pendeteksi suhu.

     Corona virus atau COVID-19 adalah kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Jumlah kasus corona di Indonesia mencapai 1,2 juta kasus (Covid19.co.id,13 Februari 2021). Data tersebut terus bertambah sebanyak 1.000 kasus setiap harinya. Pertambahan kasus yang tinggi itu disebabkan oleh penyebaran virus ini yang sangat cepat, yaitu melewati udara. 

     Berdasarkan data dari Statistik Pendidikan oleh Kementerian Pendidikan tahun ajaran 2020/2021 yang mana terdapat 218,279 sekolah di indonesia,dan 31,396 sekolah di Provinsi Jawa Tengah dan 1,257 sekolah di Kabupaten Pati mulai dari SD,SMP dan SMA/SMK  yang harus melaksanakan pembelajaran daring akibat kasus penularan virus COVID-19 masih tinggi. Menurut penelitian pembelajaran daring ternyata membuat minat belajar siswa menjadi menurun (Ria Yunitasari,2020). Apabila minat belajar siswa menurun, dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa juga akan menurun.

     Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19 yaitu  memberlakukan aturan protokol kesehatan. Adapun peraturan itu meliputi aturan  3M (Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak dan hindari kerumunan, Mencuci tangan) dan sebelum memasuki tempat-tempat umum dilakukan pengecekan suhu. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi salah satu gejala awal COVID-19, yaitu suhu badan penderita yang sangat tinggi di kutip dari (Detik,20,Agustus,2020) Jika suhu orang yang dideteksi tinggi, maka orang tersebut bisa saja didiagnosa terkena COVID-19.

      Pelanggaran protokol kesehatan masih didominasi dikalangan remaja (Jawapos,25, November 2020). Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk membuka kembali sekolah secara tatap muka, mengingat usai remaja yang masih sulit untuk menjalankan protokol kesehatan secara lengkap yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Hal tersebut juga yang menjadikan kekhawatiran orang tua siswa jika sekolah melaksanakan pembelajarannya secara tatap muka.

     Dari permasalahan tersebut, kami melakukan penelitian untuk membuat sistem yang mampu menjaga protokol kesehatan berjalan dengan benar, dan mengurangi kelalaian dalam penerapan protokol kesehatan. Teknologi kami mampu mendeteksi suhu normal dan suhu tinggi, memastikan seseorang sudah menggunakan hand sanitizer  sebelum masuk ke lingkungan sekolah, membatasi jumlah orang di dalam lingkungan sekolah, dan mendeteksi apakah orang yang akan masuk memakai masker atau tidak memakai masker. 

     Munculnya ide ini tentu saja diawali dengan adanya virus corona yang berimbas pada penutupan sekolah. kemudian pemerintah memberikan solusi agar pembelajaran tetap berjalan yaitu dengan daring tetapi ketidakefektifan pembelajaran daring khususnya bagi SMK karena harus melaksanakan praktik secara langsung di sekolah. Untuk versi yang pertama kita membuat PAPROKES dengan spesifikasi pendeteksi suhu non kontak dengan tubuh dan setelah itu kami kembangkan lagi dengan menambah beberapa fitur deteksi masker, hand sanitizer dan juga data yang terekam dari setiap penggunanya agar memudahkan tracking.

 

 

Keunggulan dari “PAPROKES” alat patuh protokol kesehatan adalah : 

  • Dilengkapi hand sanitizer otomatis.

  • Dilengkapi dengan sistem AI (Artificial Intelligence) dan IoT (Internet of Things) yang datanya dapat dipantau melalui website untuk keperluan tracking jika ada seseorang yang terindikasi COVID-19.

  • Perekaman data yang dapat dimonitoring lewat website.

Dibandingkan dengan temuan sejenis sebelumnya dimana tidak dilengkapi:

  • Hand sanitizer otomatis.

  • Perekaman data yang dapat dimonitor melalui website.

Nama : KRYSNA YUDHA MAULANA
Alamat : Jl. Raya Pati - Tayu No.Km. 4, Kinyan, Ngepungrojo, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59119
No. Telepon : 085225956368