Panir Singkong, Alternatif Pengganti Tepung Panir untuk Individu Intoleran Gluten

Kebutuhan akan olahan pangan bebas gluten pada saat ini semakin meningkat. Tidak hanya bagi penderita penyakit tertentu, namun juga seiring dengan perubahan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat.

Pada saat ini, penggunaan tepung panir untuk olahan pangan semakin meningkat. Berbagai jenis resep olahan telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Salah satu persoalan timbul, ketika olahan pangan yang diharapkan bebas gluten (karena tidak terbuat dari terigu) membutuhkan tepung panir. Hal ini menyebabkan olahan pangan tidak lagi bebas gluten karena tepung panir yang tersedia di pasar terbuat dari terigu.

Inovasi tepung panir singkong diharapkan dapat menjadi solusi untuk mendukung olahan pangan bebas gluten.

Pertimbangan pemilihan singkong sebagai bahan baku tidak terlepas dari ketersediaan yang melimpah di Kabupaten Boyolali khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Melalui serangkaian uji coba, akhirnya dihasilkan tepung panir singkong  dengan karakteristik  karakteristik panir singkong setara dengan panir dari terigu, terutama daya lekat dan kerenyahannya. Dengan ketiadaan terigu sebagai bahan baku, maka tepung panir yang dihasilkan benar benar GLUTEN FREE dan bukan sekedar LOW GLUTEN.

Tepung roti atau tepung panir  adalah sejenis tepung yang dibuat dari roti kering yang ditumbuk dengan halus. Tepung ini berguna untuk menghasilkan makanan yang memiliki lapisan luar yang renyah. Berbagai varian makanan/camilan membutuhkan tepung panir sebagai pelengkap, misalnya makanan/camilan  dari tempe, kentang, pisang, ayam, nuget hingga kornet.

Secara umum, penggunaan tepung panir tidak akan menimbulkan masalah kesehatan, namun bagi individu intoleran gluten, hal ini menjadi persoalan. Dengan demikian, selama tepung panir (dari terigu) digunakan, maka individu intoleran gluten mempunyai hambatan untuk mengkonsumsi. Dengan kata lain  ada keterbatasan akses makanan, padahal saat ini perkembangan kuliner berbasis bahan lokal cukup pesat.

Intoleransi gluten adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau memecah protein gluten. Protein gluten ini biasanya ditemukan dalam gandum dan biji-bijian tertentu.

Dilansir oleh healthline.com, kondisi ini juga dikenal sebagai sensitivitas gluten. Karena, intoleransi gluten dapat berkisar dari sensitivitas ringan hingga penyakit seliac.

Di Indonesia, belum ada studi mendalam mengenai perkiraan penderita seliac, menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal, sekitar 1 dari 141 orang Amerika memiliki penyakit seliac (adalah gangguan autoimun parah) akibat mengonsumsi gluten.

Para dokter memperkirakan sebanyak 1% populasi masyarakat menderita penyakit celiac, yaitu kerusakan pada usus halus yang disebabkan oleh intoleransi gluten. Orang yang tidak menderita penyakit celiac bahkan tetap dapat menunjukkan reaksi sistem imun atau gangguan usus halus akibat gluten. Para dokter memperkirakan sebanyak 15 persen populasi masyarakat mengalami sensitivitas gluten.

http://online.wsj.com/article/SB10001424052748704893604576200393522456636.html

 

Mengingat konsumsi terigu di Indonesia meningkat cukup tajam dari tahun ke tahun, terutama akibat penggunaan mie dan aneka kue/roti, maka kemungkinan peningkatan penderita autoimun akibat gluten perlu diwaspadai.

Panir singkong memiliki karakteristik daya lengket dan kerenyahan setara dengan tepung panir yang ada di pasaran (dari terigu) dan benar benar bebas gluten

Nama : Hendrati Sri Kristyaningsih
Alamat : Banjarsari 01/02 Kiringan Boyolali 57314 BSP 01/13 Singkil Karanggeneng Boyolali 57312
No. Telepon : 082226267038