Elitex (Electrical IPAL Textile)

Kota pekalongan merupakan Kawasan Sentra Kerajinan Tangan di Kawasan pantura, salah satu kerajinan yang terkenal adalan batik Pekalongan. Proses pembatikan melalui tahapan pemalaman, pencelupan dam penghilangan malam. Pada setiap proses menghasilkan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat rancangan instalasi pengolah air limbah. Metode yang digunakan berupa kajian teknis, pengujian laboratorium sekolah dan pengukuran limbah aliran air limbah batik pada saluran dan badan air. Hasil pengujian dengan menggunakan DTS menunjukkan angka yang cukup besar yaitu lebih dari 800 ppm dengan PH 9, angka ini jauh melampaui batas kualitas air yang bisa dan boleh diman faatkan untuk keperluan sehari-hari, yaitu dikisaran angka 300 ppm dengan PH 7. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) merupakan solusi yang paling tepat untuk menanggulagi masalah ini. Untuk itu kami membuat ELIBA (Electrical IPAL Batik).


Kata kunci: kerajinan batik, pencemaran, IPAL
 

Kerajinan batik Pekalongan merupakan warisan budaya yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Industri batik menimbulkan dampak berupa limbah cair organik dengan volume yang besar, warna yang pekat, berbau menyengat dan memilki suhu, keasaman (pH), Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi (Kurniawan dkk, 2013).


Air limbah industri batik dibuang ke saluran drainase umum bercampur dengan air limbah domestik menuju ke saluran primer perkotaan yang berakhir di laut. Apabila air limbah dibuang ke media lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama ekosistem perairan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan instalasi pengolah air limbah industri batik dikota Peklaongan.


Batik merupakan gambar hiasan yang dibuat di atas kain yang teknik pengerjaannya melalui proses penutupan dengan bahan lilin dan menggunakan alat canting (Margono, 2010). Proses pembuatan batik terdiri atas beberapa langkah yaitu: a. Pemotongan bahan baku; b. Mengetel (menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori dengan larutan minyak kacang, soda abu, teepol dan air secukupnya; c. Nglengreng (menggambar langsung pada kain); d. Isen-isen (memberi variasi pada ornamen; e. Nembok (menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai); e. Ngobat (mewarnai batik dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna); f. Nglorod (menghilangkan lilin dengan cara direbus); g. Pencucian (setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih).


Industri batik menimbulkan dampak berupa limbah cair organik dengan volume yang besar, warna yang pekat, berbau menyengat dan memiliki suhu, keasaman (pH), Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi (Kurniawan, dkk, 2013). Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia dan zat warna dalam proses produksi batik. Bahan kimia yang digunakan antara lain Soda Kostik (NaOH), Soda Abu (Na2CO3), Soda Kue (NaHCO3), Asam Sulfat (H2SO4), Sulfid, Nitrit dan Teepol, sedangkan zat warna yang digunakan antara lain zat earna asam, zat warna basa, zat warna direk, zat warna reaktif, zat warna naftol dan zat warna bejana. Air limbah yang dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan terutama ekosistem perairan (Sastrawijaya, 2009). Suhu yang tinggi akan menyebabkan kandungan oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) dalam air menurun yang akan membunuh organisme sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem air. Limbah organik akan meningkatkan kadar nitrogen menjadi senyawa nitrat yang menyebabkan bau busuk. Menurut Sugiharto (1987), air buangan adalah air yang mengandung kotoran, buangan atau bahan pencemar yang berasal dari aktifitas manusia sehari-hari, baik dari kegiatan rumah tangga, pertanian, dan juga berasal dari air tanah sebagi air buangan. Karakteristik air buangan dibedakan menjadi tiga golongan (Tjokrokusumo, 1998) yaitu: 1. Karakteristik fisik (solid, temperatur, warna, bau); 2. Karakter kimia (zat organik, zat anorganik, gas-gas); 3. Karakteristik biologi (kelompok mikroorganisme air limbah, organisme pathogen yang ada).


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah sebuah struktur teknik dan perangkat peralatan beserta perlengkapannya yang dirancang secara khusus untuk memproses atau mengolah cairan sisa proses, sehingga sisa proses tersebut menjadi layak dibuang ke lingkungan (Hastutiningrum dan Purnawan, 2017). Tujuan pembuatan IPAL adalah untuk menyaring dan membersihkan cairan yang sudah tercemar baik oleh pencemar organik atau kimia industri.


Dalam merencanakan suatu IPAL, perlu dilakukan beberapa langkah pengerjaan yang dimulai dari survei lapangan, analisis data, dan pemilihan teknologi atau proses yang akan digunakan (Yudo dan Setoyono, 2008 dalam Belladona, 2014). Untuk itu kami perswmbahkan ELIBA (Electical IPAL Batik) Mudikal.
 

  1. Harga relative lebih murah
  2. Instalasi membutuhkan tempat sempit
  3. Biaya operasional rendah
  4. Perawatan mudah (bisa mandiri)

Nama : Abdurozak
Alamat : SMK Muhammadiyah Pekalongan, Jl. AMD No.1 Pekalongan Barat
No. Telepon : 085601111731