gUbook apps Reading Everywhare

Penting bagi kita untuk memastikan kedepan bahwa bangsa ini harus akhirnya sampai pada kemampuan menciptakan barang dan jasa. Karena itu esensi percaturan global saat ini menuntut Indonesia pada tingkat literasi. Selain dituntut untuk membangun masyarakat berdaya saing dikancah internasional,hidup ditengah kemudahan teknologi  satu step di depan smart city sebagai tuntuan global masa kini  perlunya inovasi yang out of the box. Oleh karena itu perlu penyiapan SDM yang siap untuk smart city dengan  hidup berdampingan, dengan memanfaatkan internet untuk bisa fokus memanfaatkan sharing knowledge sehingga gUbook Apps ini hadir dengan tujuan membuat masyarakat Purworejo pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya semakin cerdas dalam pemanfaatan, produktivitas dan kemanfaatan hidup bagi banyak orang.

gUbook Apps hadir untuk meningkatkan efisiensi pada layanan bertukar bahan bacaan dengan memberikan sensasi pengalaman  baru yang didapat publik untuk saling pinjam dan tukar bahan bacaan dengan memanfaatkan sebuah aplikasi berbasis mobile.  gUbook apps berusaha selalu fokus ke orang, bukan hanya kecanggihan dari kemudahan teknologi informasi diaplikasi. Namun  manfaat apa yang bisa didapat dari penggunaan aplikasi dalam berbagi ilmu pengetahuan, informasi, inovasi, hiburan dan pemberdayaan dalam menciptakan peluang usaha. Keunggulan dari 1) Segi masyarakat : a. Memberikan pengalaman dan sensasi baru masyarakat dalam memperoleh bahan bacaan; b. Masyarakat memperoleh bahan bacaan yang beragam; c. Menumbuhkan rasa gemar membaca masyarakat;d. Sebagai penunjang pembelajaran siswa di rumah. 2) Segi ekonomi : a. Menghemat dalam memenuhi kebutuhan bahan bacaan; b. Jasa pengantaran peminjaman buku dengan fasilitas pengantaran ojek online; c. Peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah. d. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi dari literasi bahan bacaan. 3) Segi pemerintah : a. Pencapaian dalam pengembangan smartcity pada bidang pendidikan (sharing knowledge society); b. Meningkatkan indeks literasi masyarakat; c. Sebagai pembentuk peradaban dan sumber daya manusia yang pembelajar dan berdaya saing global.

Pembaca dan pemilik buku berkomunikasi satu sama lain melalui smartphone mereka yang berbasis operating system Android atau IOS  dengan menggunakan aplikasi “gUbook” ini. Ada dua jenis pengguna di sistem kami: 1) Pembaca. 2) Pemilik Buku. Pemilik buku terdiri dari Perpustakaan Daerah, Taman Baca Masyarakat dan Masyarakat Umum. Alur Kerja Secara Umum : 1) Pemilik buku perlu memberi tahu layanan secara teratur tentang lokasi buku mereka saat ini dan ketersediaan buku yang siap dipinjamkan. 2) Pembaca dapat melihat semua pemilik buku terdekat yang tersedia. 3) Pembaca dapat meminta pemilik buku, untuk memberikan informasi ketersediaan buku dan kapan berakhirnya buku, misalkan dalam keadaan dipinjam pembaca lain. 4) Setelah pembaca menerima buku yang dipinjam, pembaca dan pemilik buku dapat terus melihat durasi waktu masing-masing, hingga jatuh tempo buku selesai peminjaman. 5) Setelah pembaca selesai dalam meminjam, pemilik buku menandai buku selesai agar tersedia untuk dipinjamkan ke pembaca berikutnya.

Desain aplikasi gubook apps perlu melakukan kerjasama dengan developer dalam pengembangan pembuatan aplikasi, sehingga segera bisa diimplementasikan kepada masyarakat  dengan kerjasama bersama  OPD terkait seperti Dinas Kominfo, Dinas Pendidikan atapun Dinas Arsip dan Perpustakaan untuk implementasi penggunaan aplikasi ini baik promosi ataupun sosialisasi dan pelatihan penggunaan kepada masyarakat. Desain aplikasi gUbook apps ini sudah memiliki kepemilikan hak cipta kekayaan intelektual dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik  Indonesia atas nama pemegang hak cipta Arienda Addis Prasetyo dengan nomor dan tanggal permohonan EC00202245163, 17 Juli 2022 serta tanggal pencatatan 000360891 .

 

Kata kunci : buku, gUbook Apps, literasi, sharing knowledge, smartcity

Selama berpuluh-puluh tahun bangsa Indonesia menerima penghakiman dunia sebagai bangsa yang budaya bacanya rendah dan karena budaya bacanya rendah otomatis indek literasi rendah sehingga berpengaruh tentang daya saing global rendah income perkapita rendah, daya saing inovasi rendah, rasio gini rendah dan juga tingkat kebahagiaan rendah. Itu adalah merupakan fakta yang tidak bisa dibantahkan. Bagaimana mengetuk disisi peran sisi hulu untuk memastikan persoalan ini bisa diselesaikan untuk menghentikan penghakiman-penghakiman terhadap masyarakat termarjinalkan, karena tidak ada gunanya terus menghakimi masyarakat rendah budaya bacanya kalau buku yang tersedia dimasyarakat yakni satu buku ditunggu 90 orang ini menjadi problem.

Konsep kegemaran membaca diawali dari keluarga menjadi bagian yang terpenting bahwa keluarga adalah pranata sosial pertama dalam pembiasaan membaca. Peran keluarga sebagai awal kegiatan membaca memotivasi orang tua untuk menyediakan kebutuhan akan bahan bacaan pada anaknya serta menciptakan figur Ibu sebagai wanita yang memberi teladan membaca melalui tema keluarga sebagai rumah buku terbentuk kebiasaan membaca dan anak-anak yang dibangun sejak dini.

Peran perpustakaan di samping melegitimasi Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang merekomendasikan mewajibkan perpustakaan sebelum urusan konkuren itu belum ada. Maka oleh karena itu pemerintah lewat Perpustakaan Nasional terus menggaungkan betapa pentingnya membaca. Sampai sekarang fokus didalam menyebarkan buku-buku kepada seluruh lapisan masyarakat tapi selalu saja tidak cukup. Kenapa? karena jumlah buku yang diperlukan di Indonesia setiap tahun minimal 810 juta buku. Kalau Indonesia ikut pada standar UNESCO minimal tiga buku baru setiap orang setiap tahun. Asia timur Korea Jepang dan Cina sudah rata-rata menyelesaikan membaca minimal 15-25 buku setiap tahun, Eropa dan Amerika Utara rata-rata 25-30 buku setiap tahun. Maka persoalan membaca buku ini kemudian sekaligus menjadi matriks atau grafik tingkatan kemajuan suatu bangsa.

Berikutnya sangat berat karena bukan hanya bisa menyediakan jumlah buku tetapi juga terus mentransformasikan perpustakaan. Menetapkan bahwa peran perpustakaan di abad 21 pada posisi management of collection itu tinggal 10% kemudian pada management of knowledge itu tinggal 20% sehingga 70% transfer of knowledge karena itu tantangannya bagaimana memastikan bahwa seluruh ilmu-ilmu yang ada diperpustakaan bisa diserap bisa diaplikasikan dan bisa dipakai untuk menciptakan barang dan jasa sebagaimana kita sama-sama telah membagi konsep literasi dalam dua sisi kepemimpinan.

Founding father Bung Karno dan bapak Presiden Joko Widodo saat ini bahwa kita tidak lagi membahas tentang kemampuan mengenal huruf kemampuan mengenal kata, kemampuan mengenal kalimat, kemampuan menyatakan pendapat dan kemampuan menyatakan hubungan sebab akibat. Sebab inilah sesuatu yang dilakukan 70-an  tahun ketika Bung Karno mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia dan Indonesia pada saat itu hanya dua persen yang bisa baca dan tidak ada anggaran pendidikan. Di era bapak Presiden Jokowi literasi  harus dirancang sebagaimana arahan beliau dalam setiap kesempatan pada terutama yang dikutip  pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Riset dan Inovasi Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).   Extraordinary Ristek BPPT adalah bagaimana memastikan akses stabilitas terhadap buku digital buku elektronik dan kemudian memastikan untuk mendapatkan sumber-sumber informasi terpercaya terlengkap untuk keperluan dalam segala lini kehidupan. Kedua, kemampuan memahami apa yang tersirat dari tersurat dan yang ketiga mengemukakan ide gagasan inovasi dan sebagainya dan akhirnya pada tingkat kemampuan menciptakan barang dan jasa yang bermutu.

Kenapa demikian, penulis mengilustrasikan betapa Indonesia tertinggal dari bangsa-bangsa lain di seluruh dunia dalam hal produk barang dan jasa penulis melihat mencontoh yang sangat sederhana pada pengguna mobile phone yang ada pada tangan kita masing-masing saat ini ketika Graham Bell menemukan telepon yang jadul itu pada sekitaran 1891 kita sebagai pengguna, kemudian Motorola ditemukan oleh Amerika, kita sebagai pengguna. Nokia ditemukan di Finlandia pada tahun 2000, kita sebagai pengguna kemudian BlackBerry ditemukan di Kanada pada tahun 2004, kita sebagai pengguna akhirnya iPhone kembali diciptakan Amerika kita lagi-lagi pengguna, sampai akhirnya Korea yang masih sibuk perang saudara dan tahun 1950-1970 kita sudah merdeka tahun 1945 mereka sudah menciptakan Samsung kini Indonesia tetap sebagai pengguna. Pertanyaan besarnya apa yang dikerjakan pada kampus-kampus yang memberi cumlaude setiap wisuda parameternya apa. Ini tantangan kita bagaimana mempengaruhi dan memastikan kebijakan nasional untuk memastikan indek literasi pada tingkatan kemampuan menciptakan barang dan jasa bisa kita capai bersama-sama. Kita tidak lagi pada tatanan narasi tentang pentingnya membaca tapi kita berada pada tatanan narasi tentang pentingnya menciptakan barang dan jasa.

Penulis sekali lagi tidak membahas dalam konteks kemampuan menciptakan barang dan jasa. Hanya saya mencontohkan bagaimana F-16 bagaimana pesawat Jepang yang ada pada perang dunia kedua. Kita bukan teknokrat tapi penulis menyatakan satu hal bahwa tidak ada satu persembahan teknologi tercanggih di atas muka bumi ini saat ini, setiap detik setiap menit setiap jam kecuali diawali dengan orang-orang berilmu pengetahuan karena membaca. Karena itu penting bagi kita untuk memastikan kedepan bahwa bangsa ini harus akhirnya sampai pada kemampuan menciptakan barang dan jasa karena itu esensi percaturan global saat ini, Indonesia dituntut pada tingkat literasi. Mudah-mudahan karya sederhana ini berupa gUbook Apps Reading Everywhare bisa sebagai langkah besar untuk memberikan perubahan kepada masyarakat Indonesia dan untuk bangsa Indonesia.

1. Segi Masyarakat        :

  1. Memberikan pengalaman dan sensasi baru masyarakat dalam memperoleh bahan bacaan;
  2. Masyarakat memperoleh bahan bacaan yang beragam;
  3. Menumbuhkan rasa gemar membaca masyarakat;
  4. Sebagai penunjang pembelajaran siswa di rumah.

 

2. Segi Ekonomi             :

  1. Menghemat dalam memenuhi kebutuhan bahan bacaan;
  2. Jasa pengantaran peminjaman buku dengan fasilitas pengantaran ojek online;
  3. Peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah.
  4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi dari literasi bahan bacaan.

3. Segi Pemerintah        :

  1. Pencapaian dalam pengembangan smartcity pada bidang pendidikan (sharing knowledge society);
  2. Meningkatkan indeks literasi masyarakat;
  3. Sebagai pembentuk peradaban dan sumber daya manusia yang pembelajar dan berdaya saing global.

Nama : Arienda Addis Prasetyo
Alamat : Perum Pepabri Kelurahan Borokulon,Kecamatan Banyuurip,Kabupaten Purworejo
No. Telepon : 082225512878